Harga Burung Pentet Lolohan di Lampung

Harga Burung Pentet Lolohan di Lampung

Bayi burung cendet (via instagram/saifulabid)

ENSIKLOPEDIA

Status konservasi: Risiko Rendah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chirdata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Liniidae

Genus: Lanius

Spesies: L. Schach

Nama binomial: Lanius Schach

Hari ini saya akan memberikan informasi khusus sesuai dengan judul yang kami tulis diatas adalah harga burung pentet lolohan. Jika dipikir-pikir kenapa saya menuliskan harga burung pentet yang masih lolohan? kenapa bukan harga burung pentet yang sudah pandai bernyanyi alias 'gacor'? alasan mendasar adalah karena harga burung dewasa bervariasi menyesuaikan kualitas burung dan suaranya. Sedangkan untuk harga burung Cendet lolohan tidak jauh berbeda pada masing-masing kios burung. 

Anakan burung pentet (lolohan) yang biasanya dijual di toko burung sekitar lampung adalah yang sudah berumur kurang lebih 3-4 minggu. Para pemilik kios burung tersebut biasanya akan menjualnya dengan harga Rp. 50.000/ekor tentunya akan berbeda harganya pada tiap-tiap toko burung didaerah yang berbeda, hanyasaja tidaklah jauh selisihnya.. 

Nah, bagaimana? sekarang sobat sudah mengetahui kisaran harga untuk bisa membawa pulang burung pentet/cendet yang masih lolohan. Tapi perlu kita ingat bahwa memelihara anakan burung pentet tidak cukup mudah, namun jangan takut untuk membeli dan meloloh sendiri anakan burung pentet. Agar anakan burung pentet bisa tetap sehat dan tumbuh besar sesuai dengan yang kita inginkan, tentu saja kita harus mengetahui cara perawatannya. Untuk itu silahkan disimak dan dipraktikan bagaimana merawat sendiri anakan burung pentet pada artikel kami selanjutnya.

Berhasil Merawat Burung Pentet Lolohan Hanya dengan 5 Poin SIGPIC

Selain itu memelihara burung dari muda memiliki banyak keunggulan. Klik link dibawah untuk membaca:

Keunggulan Memelihara Burung Pentet/Cendet Dari Kecil

Semoga artikel ini bermanfaat, untuk mendapatkan artikel terkait jangan silahkan untuk 'like' facebook fanpage SATWAPEDIA